Tahukah kamu gambar kegiatan
berikut? Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh umat
beragama. Mereka melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaan yang
dianutnya. Mereka belajar tentang ilmu keagamaan, misalnya ilmu tentang membina
akhlak yang baik agar dapat berperilaku dengan baik pula. Dalam Bab I, kamu
akan mengenal bagaimana caranya membentuk akhlak atau perilaku yang sesuai dengan
aturan atau norma dalam kehidupan seharihari. Agar kamu dapat membentuk akhlak
atau perilaku yang baik, pelajarilah bab ini. Selain itu, kamu juga dapat
belajar tentang menanggapi informasi dari media elektronika, memperkenalkan
diri, membaca cepat teks nonsastra, serta menulis paragraf naratif. Pelajarilah
pelajaran ini agar kamu dapat menjadi insan yang berguna bagi nusa dan bangsa.
PETA KONSEP
Apakah kalian suka mendengarkan berita? Berita apa saja yang
sering kalian dengarkan? Dengan memiliki kegemaran mendengarkan berita, kalian
akan memperoleh banyak manfaat. Selain pengetahuan kalian akan bertambah,
kemampuan mendengar kalian pun akan terus terasah. Salah satunya, hal itu akan
bermanfaat ketika kalian menyimak pelajaran di kelas. Kalian akan mudah
menangkap ilmu yang disampaikan oleh Bapak/Ibu Guru kalian. Marilah kita
melakukan kegiatan pramembaca berikut!
1. Bacalah secara sekilas berita ini!
Sinetron adalah salah satu acara yang sangat digemari remaja.
Lewat sinetron, sebagian perilaku remaja terbentuk. Kondisi kejiwaan remaja
yang labil menyebabkan mereka mudah meniru segala sesuatu yang ditampilkan oleh
bintang-bintang sinetron. Sebenarnya, lewat sinetron yang berkualitas dapat
membentuk remaja yang memiliki moral tinggi dan berpengetahuan luas. Akan
tetapi, alangkah ironisnya kini banyak pembuat sinetron, banyak membuat sinetron
yang merusak moral remaja, dengan tayangan sinetron yang sama sekali tidak
mendidik dan cenderung merusak moral remaja. Itulah penyebab para generasi remaja
kita hancur moralnya.
2. Tutuplah buku kalian dan sampaikan informasi yang telah
kalian
baca tersebut kepada teman sebangku kalian dengan suaraberbisik!
3. Mintalah temanmu menyampaikan kembali informasi yang
telah
kalian sampaikan! Perhatikan, apakah informasi tersebut
telah
benar seperti yang kalian sampaikan!
4. Setelah itu, cobalah kembali menyampaikan informasi
kepada
teman kalian dengan suara yang sangat keras!
5. Mintalah temanmu menyampaikan kembali informasi yang
telah
kalian sampaikan! Perhatikan, apakah informasi tersebut
telah
benar seperti yang kalian sampaikan!
6. Selanjutnya, cobalah kembali menyampaikan informasi
kepada
teman kalian dengan suara yang sedang dengan lafal yang
jelas
dan jeda yang tepat!
7. Mintalah temanmu menyampaikan kembali informasi yang
telah
kalian sampaikan! Perhatikan, apakah informasi tersebut
telah
benar seperti yang kalian sampaikan!
Dengan mengikuti kegiatan di
atas, kalian mengetahui bahwa lafal, intonasi, dan jeda sangat memengaruhi daya
tangkap kita ketika menyimak berita. Seorang pembaca berita yang baik, tentu
saja harus dapat mengatur suaranya – dengan memerhatikan lafal, intonasi, dan jeda.
Dengan demikian, pendengar akan dapat menangkap informasi dengan baik. Sekarang,
cobalah salah satu di antara kalian berperan sebagai seorang pembaca berita
televisi!
1. Bacakan berita berikut!
2. Perhatikan lafal, intonasi,
dan jeda saat kalian menyampaikan
berita tersebut!
3. Siswa yang lain menyimak
dengan penuh perhatian!
4. Catatlah pokok-pokok
Hati-Hati dengan Letusan Gunung Krakatau
Gunung Krakatau yang memiliki tinggi 813 meter meletus sangat
dahsyat dan menggemparkan dunia. Semburan lahar dan abunya mencapai ketinggian 80
kilometer. Abunya dikabarkan mengelilingi bumi selama beberapa tahun. Dilihat
dari Amerika Utara dan Eropa, saat itu cahaya matahari tampak berwarna biru dan
bulan tampak oranye. Ledakannya menimbulkan gelombang pasang setinggi 40 meter
yang menyapu bersih lantai sepanjang Teluk Lampung dan pantai barat daerah Banten
dan sekitarnya. Dikabarkan sedikitnya 36 ribu orang waktu itu tewas.
Mungkin tidak dilebih-lebihkan, tetapi disebutkan suara
letusan Gunung Krakatau tersebut terdengar di Alice Springs, Australia dan Pulau
Rodrigues dekat Afrika, atau sejauh 4.653 km. Daya ledaknya diperkirakan mencapai
30 ribu kali dari bom atom yang mengguncang Hiroshima dan Nagasaki di akhir
Perang Dunia II. Peristiwa inilah yang ditakutkan warga yang tinggal di sekitar
gunung tersebut, termasuk masyarakat di Provisi Banten dan
Gambar 1.1
Letusan Gunung Krakatau Lampung. Ketakutan warga itu agaknya
cukup beralasan mengingat letusan Gunung Krakatau tempo dulu merupakan bencana
besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kini, ketakutan
itu muncul setelah Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terletak di Selat Sunda
antara Pulau Jawa dan Sumatra dalam akhir-akhir ini mulai beraktivitas.
Letusan-letusan kecil disertai asap putih kelabu kian sering terjadi. Kondisi
itu cukup meresahkan dan bahkan menakutkan warga di sekitarnya. Keindahan
dan keunikan dari gunung yang terletak di tengah laut itu
kini
pesonanya tidak dapat lagi dinikmati. Karena, pihak Pusat
Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melarang untuk mendekat
dalam radius tiga kilometer.
Anak Krakatau yang memiliki tinggi 230 meter ini memang
sedang mulai ”sakit-sakitan” yang ditandai gejala
batuk-batuk kecil.
Dikhawatirkan, keadaan itu berubah menjadi besar, bahkan
dahsyat
seperti yang pernah dialami ”induknya” yaitu Gunung Krakatau
pada
tanggal 27 Agustus 1883. Hal yang menjadi tanda tanya
masyarakat,
apakah anaknya juga akan seganas induknya, yang jika benar
maka
akan bisa menghanyutkan puluhan juta bahkan ratusan juta
penduduk
Indonesia?
Aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat sejak 10 hari
terakhir ini, bahkan status yang ditetapkan PVBMG tidak lagi
waspada. Namun, sudah meningkat ke Siaga (level III) yang
artinya
peningkatan kegiatannya semakin nyata dan perubahan kegiatan
cenderung diikuti letusan.
Sudah lebih ratusan kali letusan yang dikeluarkan sejak
mulai
beraktivitas pada 23 Oktober 2007, dengan interval letusan
setiap
tiga hingga enam menit. Namun, kemungkinan membesar sangat
kecil, kata Kepala PVBMG, Surono, ”Letusan gunung itu tidak
akan
membesar dan tidak akan menimbulkan tsunami. Kecil sekali
kemungkinan menimbulkan bencana,” kata Surono di Bandung
belum lama ini. Adanya penegasan dari pakar vulkanologi itu
bahwa
kecil kemungkinan terjadi letusan dahsyat dan timbulnya
tsunami,
tentu sedikit melegakan penduduk yang tinggal tidak jauh
dari
gunung tersebut.
Sumber: Republika, 9 November 2007 dengan penyederhanaan.
Apabila mendengarkan berita tersebut dengan baik, kita dapat
menentukan pesan pokok berita yang kita dengar. Isi pesan
pokok
berita di atas adalah sebagai berikut.
• Aktivitas Gunung Krakatau meningkat, kepala PVMBG, Surono
meminta warga tenang.
• Kemungkinan terjadi tsunami.
• Nelayan dilarang mendekati Anak Krakatau.
0 komentar:
Posting Komentar